Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

"Demokrasi tidak wajar"

          Demokrasi merupakan suatu kata yang sangat boming, populer dan tidak asing di telinga kita khususnya para aktivis yang mengatas namakan insan pergerakan, tidak ada istilah lain dalam wacana politik yang banyak di bicarakan oleh politisi maupun akademisi melebihi istilah Demokrasi.          Tidak pernah di pungkiri bahwa semua orang mendambakan yang namanya demokrasi, dari mulai rakyat jelata sampai mereka yang mempunyai integritas tinggi tentang kesadaran politik, mereka rindu akan implementasi demokrasi, mereka teramat yakin bahwa hanya demokrasi yang akan lebih banyak membawa kemaslahatan umat manusia ketimbang yang lainya. Tetapi sekarang yang menjadi beban berkepanjangan adalah apakah yang dinamakan demokrasi?? Ini menjadi pergulatan yang teramat panjang, di kelas, di kantin sampai diskusi serius di warung kopi setiap malam belum habis juga wacana tentang demokrasi.  ...

Tuhan

Tuhan.. Tuhan berjalan di sepanjang jalan becek sebagai orang miskin yang tua dan bijaksana dengan baju compang-camping membelai kepala kanak-kanak yang lapar. Tuhan adalah Bapa yang sakit batuk Dengan pandangan arif dan bijak membelai kepala para pelacur. Tuhan berada di gang-gang gelap Bersama para pencuri, para perampok dan para pembunuh. Tuhan adalah teman sekamar para penjinah Raja dari segala raja. Tuhan adalah cacing bagi bebek dan babi Wajah Tuhan yang manis adalah meja pejudian yang berdebu dan dibantingi kartu-kartu. kutipan dari naskah w.s rendra

May Day

Nasib pekerja; tergadai di negri sendiri oleh : Acho Notonegoro Dalam sejarahnya May Day lahir dan tumbuh sebagai perlawanan dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat . Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja. Tidak terlepas dari serangkaian perjuangan yang di dominasi kaum buruh dunia, kelas pekerja di indonesia pun mengalami nasib yang tidak kalah mengenaskan.  Sungguh memang ironi, Ketika mesin ekonomi terus berjalan dengan bahan bakar lelehan keringat dari ribuan buruh yang terus mengucur tiap harinya. setiap hari pula kita mendapati hak dan kebebasan dari buruh yang di kerdilkan, jaminan sosial yang dimandulkan, im...