Babak pergulatan antara birokrat dengan rakyat dalam aksi petani menolak semen menemui titik nadir baru. Seperti sebuah takdir, pergulatan nasib ini nampaknaya akan terus hidup dan mengada, sebagai sebuah simbol perlawanan atas represi ketidakadilan. Miris memang..!! Saat kita dapati seratusan petani yang menuntut haknya melakukan aksi cor kaki di depan istana, bahkan sang kartini, ibu Patmi biasa kita mengenalnya telah gugur dan darahnya tumpah untuk pertiwi, Ia syahid mecatatakan nama dalam panggung sejarah kelam perjuangan rakyat bawah. Pertanyaanya, apakah dengan tumpahnya darah, pemerintah bergeming dan melunakan sikap?? Jawabnya, TIDAK! Pabrik semen tetap bersikukuh lanjut. Pemerintah bahkan juga mendukung. Meskipun dengan alasana akan mengeluarkan kajian lingkungan dan izin baru. Nyatanya orang-orang macam Rini Soemarno, Ganjar Pranowo dan anggota parlemen di Senayan bersikeras bahwa pembangunan pabrik berkapasitas 3 juta ton per tahun akan jalan terus. Mulus.. Ma...
-Dia yang Bukan Saudaraku Seiman, Adalah Saudaraku Dalam Kemanusiaan-